Setelah berlama-lama kuliah dan sibuk dengan berbagai aktivitas tidak jelas di kampus, akhirnya diberi kesempatan lagi kembali menghirup segarnya hutan, rasanya kangen untuk berjalan bawa kerir di sepanjang jalan setapak yang tak tahu rimbanya, melewati sungai-sungai ber air jernih, dan kembali minum air sungai yang dingin. Sempat sepanjang jalan melihat-lihat burung yang loncat kian kemari dari satu pohon ke pohon, berbunyi riuh riang gembira dan si saya cuman manyun karena kembali tidak membawa binokuler dan buku lapangan, hanya termenung menyaksikan burung-burung yang sepertinya mengejek si sayah dari pohon-pohon tinggi.
Meski sulit untuk melihat burung dari bawah, apalagi dengan kondisi hutan rimbun, ternyata saya masih bisa mengenali si burung kipasan ekor merah yang selalu melompat ke sana ke mari dengan teman-teman nya sambil mengipas-ngipaskan ekornya yang merah, ah rasanya de javu, saya kenal pertama kali sama burung ini pas lagi kuliah lapangan di Situ Patenggang, dan ternyata di rimbun nya gunung Cijambu saya masih bisa melihat keindahan ekornya itu.
Kipasan ekor merah (Rhipidura phoenicura), merupakan salah satu burung endemik di Indonesia khususnya di pulau Jawa, ukuran tubuhnya kecil (17 cm) dikenal dengan ekornya yang berbentuk seperti kipas berwarna merah agak tua, dari kebiasaan nya dapat dikenali dari cara terbang nya yang senang melompat-lompat dari satu cabang ke cabang lain sambil meregangkan ekornya sehingga berbentuk seperti kipas, biasanya ditemui sedang berkelompok dengan teman sejenis nya ataupun berinteraksi dengan burung lain yang ukuran nya hampir sama. suara nya mudah dikenali dengan nada tinggi dengan 5 kali cengkok dan siulan di akhir suara nya (sulit juga ya ngubah suara burung jadi kata-kata hahhaa), waktu itu sih saya dengar saat si burung sedang bersenda gurau dengan pasangan nya, dan kemaren beda lagi suaranya ketika sedang bersenda gurau dengan teman-teman sebaya nya. jadi total suara dari burung kipasan ini sejauh yang saya dengar ada dua macam siulan. burung ini memakan serangga dan labah-labah. dari status IUCN burung ini masuk ke dalam kategori Least Concern (LC)
Senang sekali akhirnya bisa nulis tentang si burung kipasan ini di blog, masih teringat masa-masa ketika saya ditinggal sendiri di sungai di tengah rimbun nya hutan gunung Cijambu, ketika masih melamun tidak jelas, ternyata saya ditemani 5 ekor burung kipasan ini. rasanya hati ini tentram dan damai (geuleuh), senang karena dari seluruh burung yang saya lihat di hutan itu, masih ada satu burung yang bisa saya kenal.. ahhahahaa (merasa hopeless karena ga bisa iden burung-burung di hutan Cijambu). pertemuan saya dengan burung ini menjadi hiburan tersendiri ketika sedang merasa bosan berada di hutan selama 7 hari dan saat itu si sayah sangat kangen dengan yang namanya lampu dan hiruk pikuk jalanan.
Referensi:
-Pengalaman pribadi
-Field guide of the birds of Java and Bali, 1995, John Mackinnon
Gambar:
-orientalbirdimages.org
-Fobi.web.id
uwwoooo cantik...
BalasHapusaku? ya iya dong aku kan emang cantik hahahaha *plak
BalasHapus