Julang emas (Rhyticeros undulatus) merupakan
salah satu jenis burung dari family Bucerotidae dengan bentuk paruh yang panjang melengkung ke bawah, julang emas
tersebar di hutan-hutan perbukitan di dataran rendah (0-1000 mdpl) dan hutan
hujan tropis dari India di utara,
selatan sampai ke Asia tenggara dan lempengan sunda, kecuali Sulawesi. Julang
emas memiliki ukuran tubuh yang besar dengan panjang tubuh 75-100 cm, ekornya
berwarna putih, punggung, sayap dan perut yang berwarna hitam, pada jantan di
bagian kepala belakangnya berwarna cokelat muda kemerahan, juga kantong di
bagian leher yang berwarna kuning dengan garis hitam, berat tubuh nya sekitar 1,8-3,65
kg. sedagkan pada betina memiliki warna kepala yang hitam dan kantong leher
yang berwarna biru, berat tubuhnya sekitar 1,36-2,7 kg.
Di Indonesia, burung ini ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,
Kalimantan, papua dan Bali. Burung ini dikenal dengan suara kepakan sayapnya
yang keras, dengan bunyi ‘whoosh whoosh whoosh’, suara nya seperti menyalak,
tetapi jarang terdengar.
Meski mempunyai badan yang besar, makanan utama burung ini
adalah buah-buahan terutama buah ara, yang juga memiliki fungsi tersendiri
dalam ekosistem, yaitu sebagai penyebar biji di hutan. Buah-buahan yang mereka
makan akan keluar melalui feces dan jatuh di permukaan tanah atau pohon.
Sehingga tumbuhlah benih-benih pohon yang baru. Selain memakan buah-buahan,
julang emas juga memakan serangga seperti jangkrik, katak dan kepiting.
Burung Julang emas merupakan hewan monogamy, setia sama pasangannya |
Burung julang merupakan salah satu hewan yang monogamous,
atau juga monogamy, jadi hanya memiliki satu pasangan saja sepanjang hidupnya. Yang
unik adalah proses perkembangbiakannya, julang menyimpan telur di dalam lubang-lubang
pohon besar, sang betina masuk ke dalam lubang itu dan di tutupi oleh lumpur
oleh pasangan jantannya. Sehingga sang betina ‘terperangkap’ di dalam nya dan
dibuat lubang kecil untuk bernafas dan memberi makan, lubang itu hanya cukup
untuk paruh si betina. Setiap hari sang jantan
mencari makan dan kembali lagi ke sarangnya untuk memberi makanan untuk
si betina dari paruh ke paruh. Umumnya satu pasangan julang emas bertelur
sebanyak satu atau dua telur. Berwarna putih dengan bercak merah atau cokelat.
Masa kawin julang emas di Jawa yaitu dari juli sampai September.
Burung ini memiliki status ‘least concern’ dari IUCN Red
List of Threatened Species. Yang
berarti masuk kedalam kategori Resiko rendah dengan tingkat kekhawatiran
minimal, artinya hewan ini perlu dilakukan pembinaan habitat dan populasi nya
di alam mengingat banyak nya perburuan dan kerusakan hutan. Meski begitu,
burung ini tetap harus dijaga kelestariannya karena setiap makhluk hidup pasti
ada fungsi dan kegunaannya, dan pasti akan sangat berpengaruh untuk kehidupan
manusia.
Referensi:
Mackinnon.
1991. Field guide to the birds of java and bali.ugm press : yogyakarta
Panduan lapangan
primate Indonesia Oleh Jatna Supriatna,Edy Hendras
Wahyono
Gambar:
Google.com/julang_emas
Artikel ini dapat dilihat di:
Majalah 'Biomagz' edisi 1 HIMBIO Unpad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar