Sebuah perubahan kecil yang akan terus dijalani

Sabtu, 05 Mei 2012

..Julang emas, si penyebar biji..


Julang emas (Rhyticeros undulatus) merupakan salah satu jenis burung dari family Bucerotidae dengan bentuk paruh yang panjang melengkung ke bawah, julang emas tersebar di hutan-hutan perbukitan di dataran rendah (0-1000 mdpl) dan hutan hujan tropis  dari India di utara, selatan sampai ke Asia tenggara dan lempengan sunda, kecuali Sulawesi. Julang emas memiliki ukuran tubuh yang besar dengan panjang tubuh 75-100 cm, ekornya berwarna putih, punggung, sayap dan perut yang berwarna hitam, pada jantan di bagian kepala belakangnya berwarna cokelat muda kemerahan, juga kantong di bagian leher yang berwarna kuning dengan garis hitam, berat tubuh nya sekitar 1,8-3,65 kg. sedagkan pada betina memiliki warna kepala yang hitam dan kantong leher yang berwarna biru, berat tubuhnya sekitar 1,36-2,7 kg.
Di Indonesia, burung ini ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, papua dan Bali. Burung ini dikenal dengan suara kepakan sayapnya yang keras, dengan bunyi ‘whoosh whoosh whoosh’, suara nya seperti menyalak, tetapi jarang terdengar. 

Meski mempunyai badan yang besar, makanan utama burung ini adalah buah-buahan terutama buah ara, yang juga memiliki fungsi tersendiri dalam ekosistem, yaitu sebagai penyebar biji di hutan. Buah-buahan yang mereka makan akan keluar melalui feces dan jatuh di permukaan tanah atau pohon. Sehingga tumbuhlah benih-benih pohon yang baru. Selain memakan buah-buahan, julang emas juga memakan serangga seperti  jangkrik, katak dan kepiting.

Burung Julang emas merupakan hewan monogamy, setia sama pasangannya
Burung julang merupakan salah satu hewan yang monogamous, atau juga monogamy, jadi hanya memiliki satu pasangan saja sepanjang hidupnya. Yang unik adalah proses perkembangbiakannya, julang menyimpan telur di dalam lubang-lubang pohon besar, sang betina masuk ke dalam lubang itu dan di tutupi oleh lumpur oleh pasangan jantannya. Sehingga sang betina ‘terperangkap’ di dalam nya dan dibuat lubang kecil untuk bernafas dan memberi makan, lubang itu hanya cukup untuk paruh si betina. Setiap hari sang jantan  mencari makan dan kembali lagi ke sarangnya untuk memberi makanan untuk si betina dari paruh ke paruh. Umumnya satu pasangan julang emas bertelur sebanyak satu atau dua telur. Berwarna putih dengan bercak merah atau cokelat. Masa kawin julang emas di Jawa yaitu dari juli sampai September.

Burung ini memiliki status ‘least concern’ dari IUCN Red List of Threatened Species. Yang berarti masuk kedalam kategori Resiko rendah dengan tingkat kekhawatiran minimal, artinya hewan ini perlu dilakukan pembinaan habitat dan populasi nya di alam mengingat banyak nya perburuan dan kerusakan hutan. Meski begitu, burung ini tetap harus dijaga kelestariannya karena setiap makhluk hidup pasti ada fungsi dan kegunaannya, dan pasti akan sangat berpengaruh untuk kehidupan manusia.

Referensi: 
Mackinnon. 1991. Field guide to the birds of java and bali.ugm press : yogyakarta
Panduan lapangan primate Indonesia Oleh Jatna Supriatna,Edy Hendras Wahyono

Gambar:
Google.com/julang_emas

Artikel ini dapat dilihat di:
Majalah 'Biomagz' edisi 1 HIMBIO Unpad